Jakarta- Dwi Estiningsih dilaporkan ke polisi karena menyebut 5 pahlawan nasional di mata uang rupiah baru sebagai kafir. Dwi mengatakan dia menyampaikan kebenaran sekalipun itu pahit. Pernyataan tersebut disampaikan Dwi lewat akun Facebook-nya, seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/12/2016). Dwi merespons ramainya netizen yang membicarakan soal dirinya, terlebih pihak yang melaporkannya ke polisi Setiapmomen—sekalipun itu muram dan tidak menyenangkan—dalam pengalaman hidup seseorang tetaplah sesuatu yang berharga dan perlu diterima. Sebagai penggemar serial kolosal Tiongkok, saya mengamini ungkapan yang kerap meluncur dari para pendekar dunia persilatan: obat mujarab terasa pahit. Kontributor(2018-saat ini) Penulis punya 338 jawaban dan 104,6 rb tayangan jawaban 3 thn. Saat "keburukan" sudah melangla buana, "kebenaran" baru mengikat tali sepatu. Azra. Saya sangat ahli dalam ilmu psikologi Penulis punya 91 jawaban dan 19,6 rb tayangan jawaban 3 thn. bisa, karena bagi saya, kebenaran itu relatif. Fast Money. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 093447 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79d1a2bfcd0e84 • Your IP • Performance & security by Cloudflare dai 19/11/2020 Hikmah Katakanlah kebenaran walaupun itu terasa pahit. Ini adalah salah satu sabda Rasulullah untuk motivasi bagi seseorang dalam mengatakan kebenaran. Bukan kebenaran itu pahit, tetapi kadang dalam menyampaikan kebenaran akan banyak kendala. Bukan pula kebenaran berarti diutarakan dengan cara pahit alias dengan kata-kata jelek dan cacian. Kebaikan tentu harus disampaikan dengan cara baik. Begitu pula dengan kebenaran harus disampaikan dengan cara yang benar. Tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Bukan dengan menyampaikan kebenaran, berarti dibolehkan untuk melanggar kebenaran. Pegangan katakanlah kebenaran walaupun terasa pahit bukan dalam pengertian bahwa kebenaran boleh disampaikan dengan cara yang pahit. Terkadang pengertian pahit diartikan dengan kata-kata kasar dan caci maki. Dengan dalih hadist itu lantas seorang da’i dengan semangat tidak terkontrol justru jatuh dalam provokasi. Mari kita simak secara lengkap hadist di atas. Ada dua redaksi berbeda dalam menukil hadist tersebut. Inti hadist ini berbicara tentang akhlak berdakwah. Abu Dzar berkata Tambahkanlah wasiat wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda Katakanlah yang benar walaupun kebenaran itu pahit. HR Ahmad, At-Tabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Al- Hakim mengatakan sanadanya shohih. Lalu, bagaimana menjelaskan hadist di atas? Perintah mengatakan kebenaran yang terasa pahit itu bukan pada esensi kebenarannya yang pahit, tetapi kondisi seseorang yang menyampaikan dan yang disampaikan. Kadang seseorang dalam menyampaikan kebenaran terasa sangat sulit di tengah masyarakat yang mengingkarinya. Kadang kebenaran yang disampaikan akan mendapatkan penyangkalan dari orang yang senang dengan kebatilan. Karena itulah, hadist di atas harus dibaca sebagai konteks perjuangan dan motivasi berdakwah dari Rasulullah kepada umat Islam. Walaupun kondisi yang sangat sulit seseorang harus tidak putus untuk selalu menyampaikan kebenaran. Kebenaran yang disampaikan tentu akan terasa pahit bagi orang yang mendengarkannya. Namun, pahit bukan berarti kata-kata kasar, makian, apalagi provokasi. Kata pahit tetaplah sebuah seruan untuk menuju kebenaran yang manis. Namun, rasa manis itu akan terasa menjadi pahit bagi mereka yang mengingkarinya. Kebenaran itu tetaplah manis pada hakikatnya. Namun, ketidaktahuan dan pengingkaran akan menyebabkan ia seolah terasa pahit. Karena itulah, sampaikan kebenaran yang manis itu walaupun terdengar pahit. Karena sesungguhnya kebenaran akan tetap menjadi sesuatu yang mulia dan bemanfaat ketika mereka menyadari manisnya kebenaran. Check Also Menunda Haji demi Menolong Tetangga Diketahui setiap tahunnya sejumlah jamaah haji mengurungkan niatnya untuk berangkat ke Tanah Suci dan mereka memilih … Konsep Pertanian dalam Islam Negara Barat banyak membuat pupuk kimia yang akhirnya banyak digemari dan di gunakan oleh para … Kamis, 13 September 2018 64208 WIB Dibaca 13883 Kali Teks foto Johansyah Syafri Kalimat dengan tujuh kata yang dijadikan tajuk di atas terdiri dari 26 konsonan dan 16 vokal. Sebagai intro di akun facebook milik kami, kalimat di atas tulis pada tanggal, bulan dan tahun yang serba 9. Yakni, 9 September 2009. Tepatnya hari Rabu. Setidaknya itulah catatan sejarah yang diingatkan media sosial yang didirikan seorang pemrogram komputer dan pengusaha internet dari USA, Mark Elliot Zuckerberg lahir 14 Mei 1984. Artinya, sampai dengan hari ini, Kamis, 13 September 2018, sudah 9 tahun dan 4 hari kami menjadi anggota "facebookers". Atau, 361 hari ke depan, insya Allah, tepat satu dasarwasa alias satu dekade nama kami tercatat di media sosial ini. Nama kami tersebut adalah nama yang sama aslinya dengan yang tercatat di Kartu Tanda Penduduk KTP dan dokumen resmi lainnya. Dua kata yang memang diberikan kedua orang tua kami. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Walaupun di facebook belum 10 tahun terpublikasi, tapi "sejarahnya lebih panjang dari itu. Lebih panjang dari angka 26 total konsonan apalagi angka 16 vokal yang menyusunnya. Ya, lebih tiga dasarwasa. Masih tajam teringat dalam catatan pikiran, kami merangkai kata itu pada tahun 1988. Sekitar bulan Juni 30 tahun silam. Saat masih tercatat sebagai mahasiswa semester II di Prodi Biologi FKIP Universitas Riau. Saat itu, tentu Desmiarti, adik tingkat kami yang saat ini menjadi guru Biologi dan pembimbing/pembina putri sulung kami Muthi'ah Khairun Nisa di GenRe SMANSA Bengkalis dan sahabatnya Nes Zulnesa, belum tercatat sebagai mahasiswa di Prodi yang sama. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Kata-kata itu berawal tentang opini tentang merosotnya rangking pendidikan di Provinsi Riau secara nasional yang kami tulis di mingguan Warta Karya cikal bakalnya Harian Riau Pos sekarang. Dua tokoh yang beberapa tahun kemudian kami kenal cukup dekat yang kala itu menjadi petinggi di Warta Karya adalah Bang H Aspraini Arsyad dan H Ruskin Har Alm. Ketika masih dididik Bang Wahyudi El Pangabean, Abu Bakar Siddik ABBS, Sutrianto, dan Syafriadi, menjadi pewarta di mingguan GeNTA, kami pernah mewawancarinya keduanya. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Meskipun berawal dari opini di mingguan Warta Karya, namun inspirasi awalnya kata-kata itu adalah hadits Rasulullah SAW., yang artinya; "Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. Hadits lain yang senada dengan itu yang pernah kami baca, diantaranya artinya; "Tidak ada kejujuran yang lebih utama daripada ucapan kebenaran” atau "Tidak ada kejujuran yang lebih dicintai oleh Allah daripada ucapan kebenaran”. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Berkatalah yang benar walau itu pahit. Kebenaran tetap diterapkan walau ada celaan dan ada yang tidak suka. Inilah prinsip yang diajarkan dalam Islam oleh Nabi kita untuk yang seakidah Muhammad SAW. Nasehat ini beliau sampaikan pada sahabat mulia Abu Dzarr. Dari Abu Dzaar, ia berkata, “Kekasihku Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan tujuh hal padaku Pertama, mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka; Kedia, beliau memerintah agar melihat pada orang di bawahku dalam hal harta dan janganlah lihat pada orang yang berada di atasku; Ketiga, beliau memerintahkan padaku untuk menyambung tali silaturahim hubungan kerabat walau kerabat tersebut bersikap kasar; Keempat, beliau memerintahkan padaku agar tidak meminta-minta pada seorang pun; Kelima, beliau memerintahkan untuk mengatakan yang benar walau itu pahit; Keenam, beliau memerintahkan padaku agar tidak takut terhadap celaan saat berdakwa di jalan Allah; dan Ketujuh, beliau memerintahkan agar memperbanyak ucapan “laa hawla wa laa quwwata illa billah” tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah, karena kalimat tersebut termasuk simpanan di bawah Arsy.” Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Kebenaran itu memang pahit. Namun seperti obat tau jamu kebanyakkan, meskipun rasanya pahit ianya menyembuhkan. Atau setidaknya, ya mengurangi rasa sakit. Bagi sebagian orang, kebenaran itu memang menyakitkan. Namun, seperti dikatakan seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad SAW., Ali bin Abi Thalib 599-661, "Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat penyembuh." Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Memang, kita harus berani mengatakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Sebab, pesan Edward Paul Abbey 1927-1989, seorang penulis dan penulis esai Amerika, "Lebih baik kebenaran yang pahit daripada delusi yang nyaman." Apa itu delusi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI daring, delusi bermakna 'pikiran atau pandangan yang tidak berdasar tidak rasional, biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar; pendapat yang tidak berdasarkan kenyataan; khayal'. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Ketujuh kata dalam kalimat tersebut adalah doa dalam bentuk lain untuk orang yang kita cintai. Jadi jangan takut untuk mengatakannya. "Jangan berhenti berdoa untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai," begitu pesan lain dari Ali bin Abi Tahlib. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Sampaikan ketujuh kata dalam kalimat itu dengan jujur kepada sahabat dan siapapun orang yang kita cintai. Sebab dan masih mengutip nasehat Ali bin Abi Thalib, "Ucapan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang diwarisi nenek moyang." Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang dan meskipun akan banyak orang yang tidak menyukainya. Banyak orang yang tidak mempercayainya. "Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan oleh berapa banyaknya orang yang mempercayainya," begitu pesan pahlawan Nasional Indonesia, wirausahawan dan pendiri Muhammadiyah yang nama kecilnya Muhammad Darwisy, yakni KH Ahmad Dahlan 1868-1923. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Ketujuh kalimat tersebut adalah salah satu kalimat yang dijadikan "bumbu tausiah" untuk memotivasi teman sejawat di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bengkalis ketika kami memberikan arahan pada apel masuk kantor, di hari pertama tahun kedua kami bertugas di "Mabes 51" atau di hari kedua tahun 1440 H, Rabu kemarin, 12 September 2018. Sesuai warna Pakaian Dinas Harian PDH yang kami gunakan kemarin, yaitu hitam dan putih, maka silahkan ambil sisi putih dari tulisan ini kalau memang ada. Dan, buang jauh-jauh bila ada sisi hitamnya. Katakan yang benar meskipun pahit didengar orang. Semoga Allah SWT., meneguhkan kita selalu di atas kebenaran dan diberi taufik berkata yang benar walau itu pahit. Hanya Allah yang memberi taufik. ***** Pekanbaru, Kamis 13 September 2018 Menjelang dan sesudah Subuh Coba mengikat ilmu dalam kesendirian di kamar 332 sebuah hotel yang beralamat di jalan Sisingamangaraja No 32, Kelurahan Sumahilang, Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau.

katakan kebenaran sekalipun itu pahit